Tuesday, September 25, 2018

Pengalaman Bipolar Bagaimana Rasanya Bunuh Diri Dengan Overdosis Obat

Posted by Mr sumari at September 25, 2018 0 Comments
 Saya mencicipi ada yang salah dalam diri Saya semenjak Saya Sekolah Menengah Pertama Pengalaman Bipolar Bagaimana Rasanya Bunuh diri dengan Overdosis Obat

Saya tinggal di Bandar Lampung. Saya mencicipi ada yang salah dalam diri Saya semenjak Saya SMP, ketika itu Saya sering mendapat bullying di sekolah.

Ayah saya telah meninggal semenjak saya umur 5 tahun, meninggalkan kami, aku, Ibu dan kedua kakakku. Ketika itu Ibu menikah lagi, semenjak dikala itu Ibuku menjadi tempramental dan lebih sering marah-marah, namun kemudian Ayah tiriku meninggal.

Singkat dongeng ketika saya SMP, saya melaksanakan percobaan bunuh diri dengan meminum belasan obat warung namun gagal, obat itu hanya membuatku lemas dan mengantuk.

Aku sering merasa tiba-tiba senang dan tertawa tidak terperinci dan terkadang tiba-tiba merasa sangat sedih. Kondisi ini mulai parah ketika Ibuku meninggal setahun yang kemudian di hari pertama puasa alasannya serangan jantung.

Sejak dikala ini saya sangat amat depersi saya kehilangan kedua orang tuaku, saya menjadi sangat tidak bersemangat dan hal ini mempengaruhi aktivitas kuliahku.

Saat ini saya kos bersahabat kampusku, sedangkan rumahku ditempati oleh abang kedua ku, namun saya merasa aneh, saya merasa tidak nyaman dengan keluargaku sendiri, saya merasa curigaan kepada keluargaku sendiri, maka dari itu setiap mudik saya tidak menginap di rumahku tapi di rumah bibiku.

Singkat dongeng pada tanggal 19 Mei kemarin saya mengalami overdosis obat 5 HTP (obat anti depresant untuk meningkatkan serotonin di otak) obat itu berbentuk kapsul, obat ini saya beli di Tokopedia dengan harga Rp99.000.

Obat ini saya beli untuk meningkatkan serotonin di otakku alasannya saya mengalami episode depresi yang amat parah, obat ini satu botol berisi 30 kapsul, mulanya saya minum 3 kemudian 4 kemudian 2 lagi, namun saya mencicipi belum ada perubahan.

Namun alasannya saya tidak sanggup menahan depresiku saya minum semua kapsul yang tersisa, satu setengah jam kemudian saya mencicipi mual-mual, obat yang saya minum tampaknya ingin dikeluarkan oleh tubuhku.

Sebenarnya obat itu akan saya gunakan untuk bunuh diri di bulan agustus, namun tampaknya obat itu hanya akan menyiksaku dan tidak efisien.

Aku dilarikan ke rumah sakit, saya mendapat 2 kali suntikan. Saat itu posisi saya sedang di Jakarta dan saya mencari rs yang support BPJS, saya menuju RS Bumi Waras Grogol, namun saya sangat menyayangkan dengan pelayanan mereka yang menyerupai sangat dingin dengan pasien yang datang.

Ketika itu saya menuju IGD dengan diantar gojek, dari gerbang menuju IGD saya berjalan sambil sesekali mual-mual dan muntah, rasanya sangat tidak nyaman menyerupai lebih baik saya meninggal dikala itu juga.

Ketika sudah hingga di ruang IGD saya bilang minta tolong namun para staff di sana hanya menatap heran kepada saya tanpa berkata apapun apalagi menyambut saya dengan senyuman.

Lalu saya bicara lagi bahwa saya overdosis kemudian saya berikan botol obat itu kepada salah satu staff (laki-laki), kemudian ia mengecek botol dan menyampaikan bahwa ini hanya obat herbal biasa dan tidak ada tindakan apapun dikala itu, padahal walaupun obat ini herbal yang namanya overdosis atau minum obat hiperbola sanggup berbahaya.

Obat ini memang herbal namun tidak dibentuk di Indonesia obat ini dibentuk dengan ektrak tumbuhan di afrika, kemudian saya duduk di ruang tunggu sambil merasa bingung, padahal butuh bantuan, dikala itu saya menahan rasa mual yang sangat amat tidak enak.

Dua kali (2x) saya muntah obat di lantai RS, ketika saya muntah untuk ke 3x nya di ruang pendaftaran gres saya di lakukan tindakan perawatan, simpulan dongeng ketika semua selesai sebelumnya saya sudah melampirkan kartu BPJS jenis Kartu Indonesia Sehat.

BPJS saya tidak sanggup dipakai dengan alasan kondisi saya tidak dalam darurat, saya masih awam gres pertamakali masuk rs dan gres pertama kali pakai BPJS, saya tidak tahu antara kondisi darurat dan tidak.

Karena saya merasa sudah hampir mati makanya saya pribadi ke IGD, karenanya saya diharuskan membayar dengan uang pribadi. Ketika di rumah sakit, saya mencicipi obat itu telah bekerja dengan baik, saya merasa lebih tenang dan relaks, namun kini ini saya merasa imbas obat itu telah memudar.

Saya browsing-browsing katanya Bipolar sanggup dicover oleh BPJS. Apakah teman-teman punya pengalaman berobat dengan BPJS perihal persoalan kesehatan ini? Saya tinggal di Bandar Lampung, apakah teman-teman tahu lokasi puskesmas yang ada psikolognya alasannya untuk memakai BPJS harus ke faskes I dulu.

Terima kasih bagi teman-teman yang mau mendengarkan ceritaku, dikala ini saya membutuhkan perawatan dan juga obat-obatan untuk mengatasi masalahku ini.

 Saya mencicipi ada yang salah dalam diri Saya semenjak Saya Sekolah Menengah Pertama Pengalaman Bipolar Bagaimana Rasanya Bunuh diri dengan Overdosis Obat

 Saya mencicipi ada yang salah dalam diri Saya semenjak Saya Sekolah Menengah Pertama Pengalaman Bipolar Bagaimana Rasanya Bunuh diri dengan Overdosis Obat

 Saya mencicipi ada yang salah dalam diri Saya semenjak Saya Sekolah Menengah Pertama Pengalaman Bipolar Bagaimana Rasanya Bunuh diri dengan Overdosis Obat
Tags:

Share This Post

Get Updates

Subscribe to our Mailing List. We'll never share your Email address.

0 comments:

Recent Articles

Blogroll

Recent News

© 2014 Sahabat sehat.
Powered by Themes24x7 .
back to top